Selasa, 09 Desember 2008

Memulai Berwirausaha

A. Pengantar

Yang sering dikeluhkan oleh para mahasiswa ketika akan memulai berwirausaha,

harus memulai dari mana? Selain itu, sering kali mahasiswa bahkan masyarakat umum,

dijangkiti penyakit ‘jangan-jangan’ seperti ‘jangan-jangan saya rugi’, ‘jangan-jangan tidak

laku’ ketika akan memulai sebuah usaha. Selain itu, muncul keraguan ‘waduh

saingannya banyak’, bagaimana mungkin saya dapat memenangkan persaingan?

Berikut ini akan disajikan langkah-langkah dalam memulai sebuah usaha

berdasarkan kerangka teoritik modul kuliah 3, 4, 5, 7, dan 8.

B. Langkah-langkah memulai berwirausaha

1. Mengenali peluang usaha

Dalam modul kuliah 3 mengenai peluang usaha dinyatakan bahwa peluang sebenarnya

ada di sekeliling kita, hanya saja ada beberapa individu yang mampu melihat situasi

sebagai peluang ada yang tidak. Hal ini disebabkan faktor informasi yang dimilikinya

Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang ada sat orang lain

tidak menghiraukan situasi tersebut. Akses terhadap informasi dipengaruhi oleh

pengalaman hidup dan hubungan sosial (Shane, 2003).

a. Pengalaman hidup. Pengalaman hidup memberikan akses yang lebih mengenai

informasi dan pengetahun mengenai penemuan peluang. Dua aspek dari

pengalaman hidup yang meningkatkan kemungkinan seseorang menemukan

peluang yaitu fungsi kerja dan variasi kerja.

b. Hubungan sosial. Sebuah langkah penting dimana seseorang mendapatkan

informasi dari interaksi dengan orang lain. Beberapa ahli menyarankan ketika

seorang takut berwirausaha secara sendirian, maka mengawali usaha secara

kelompok adalah alternative. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas dalam interaksi

sosial akan lebih memungkinkan individu akan membuat kelompok dalam

berwirausaha. Informasi yang penting ketika akan memulai usaha adalah informasi

mengenai lokasi, potensi pasar, sumber modal, pekerja, dan cara

pengorganisasiannya. Kombinasi antara jaringan yang luas dan kenekaragaman latar

belakang akan mempermudah mendapatkan informasi tersebut.

Beberapa sumber peluang usaha antara lain:

a. Perubahan teknologi

b. Perubahan kebijakan dan politik

c. Perubahan sosial demografi

2. Optimalisasi Potensi diri

Setelah mengenai peluang usaha maka harus dikombinasikan dengan potensi

diri. Keunggulan kompetitif apa yang saya miliki? Yang sering terjadi di masyarakat kita

adalah memilih usaha yang sedang trend saat itu. Hal ini sah-sah saja tetapi ketika

dalam proses perkembangan tidak membuat inovasi, maka akan sulit bersaing. Counter

HP di Yogyakarta merupakan bisnis yang menjamur dalam 3-4 tahun ini. Jika mereka

tidak mempunyai keunggulan kompetitif misalnya layanan purna jual, harga yang

bersaing, ataukah layanan secara umum baik, maka sulit akan berkembang. Seseorang

datang ke sebuah toko untuk membeli HP, sebagian besar karena informasi yang telah

didapatkan sebelumnya apakah dari mulut ke mulut ataukah dari koran.

Hal ini sangat berbeda dengan ahli terapis untuk anak autis. Kenyataan

menunjukkan penderita autis meningkat di masyarakat, sementara layanan atau terapis

autis belum terlalu banyak. Keahlian khusus yang ‘langka’ akan dicari orang tanpa

mempertimbangkan aspek lokasi usaha.

Usaha jasa berbasis pengetahuan (knowledge intensive service) merupakan satu

alternatif usaha yang memiliki keunggulan kompetitif. Biasanya mereka mendirikan

usaha misalnya konsultan keuangan, konsultan manajemen, konsultan enjinering karena

kemampuan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karenanya, model usaha ini yang

seharusnya dikembangkan dalam kewiarausahaan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa

didorong untuk melakukan riset sesuai dengan bidang ilmunya untuk memiliki

pengetahuan baru dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Selain potensi diri dalam arti pengetahuan yang kita miliki, maka masih perlu

mengoptimalkan aspek motivasi dan kepribadian. Dalam modul kuliah 5 kharakteristik

kewirausahaan dari perspektif Psikologi maka dapat diperoleh gambaran ada beberapa

kaharakteristik yang mendorong kesuksesan usaha dan yang tidak. Oleh karenanya,

sejauh mana potensi psikologis anda mampu dioptimalkan dalam memulai sebuah

usaha?

3. Fokus dalam bidang usaha

Peter Drucker pakar dalam kewirausahaan menyatakan bahwa dalam dalam

memulai sebuah usaha atau inovasi dilakukan disarankan untuk terfokus –dimulai dari

yang kecil berdasarkan sumberdaya yang kita miliki. Vidi catering di Yogyakarta adalah

salah satu contoh dimana pendirinya berlatar belakang sarjana teknologi pertanian,

jurusan pengolahan makanan. Memulai usaha rantangan untuk anak kost karena tinggal

di sekitar kampus, kemudian karena basic knowledge di bidang pengolahan makanan,

kemudian berkembang menjadi catering, hotel, dan sekarang ini gedung pertemuan dan

paket pernikahan (event organizer).

4. Berani memulai.

Dunia kewirausahaan adalah dunia ketidakpastian sementara informasi yang

dimiliki oleh yang akan memulai usaha sedikit. Oleh karenanya, ‘sedikit agak gila’

(overconfidence) dan berani mengambil resiko adalah sangat perlu dilakukan. Lakukan

dulu. Jalan dulu. Jika ada kesulitan, baru dicari jelan keluarnya.

Memulai Berwirausaha

A. Pengantar

Yang sering dikeluhkan oleh para mahasiswa ketika akan memulai berwirausaha,

harus memulai dari mana? Selain itu, sering kali mahasiswa bahkan masyarakat umum,

dijangkiti penyakit ‘jangan-jangan’ seperti ‘jangan-jangan saya rugi’, ‘jangan-jangan tidak

laku’ ketika akan memulai sebuah usaha. Selain itu, muncul keraguan ‘waduh

saingannya banyak’, bagaimana mungkin saya dapat memenangkan persaingan?

Berikut ini akan disajikan langkah-langkah dalam memulai sebuah usaha

berdasarkan kerangka teoritik modul kuliah 3, 4, 5, 7, dan 8.

B. Langkah-langkah memulai berwirausaha

1. Mengenali peluang usaha

Dalam modul kuliah 3 mengenai peluang usaha dinyatakan bahwa peluang sebenarnya

ada di sekeliling kita, hanya saja ada beberapa individu yang mampu melihat situasi

sebagai peluang ada yang tidak. Hal ini disebabkan faktor informasi yang dimilikinya

Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang ada sat orang lain

tidak menghiraukan situasi tersebut. Akses terhadap informasi dipengaruhi oleh

pengalaman hidup dan hubungan sosial (Shane, 2003).

a. Pengalaman hidup. Pengalaman hidup memberikan akses yang lebih mengenai

informasi dan pengetahun mengenai penemuan peluang. Dua aspek dari

pengalaman hidup yang meningkatkan kemungkinan seseorang menemukan

peluang yaitu fungsi kerja dan variasi kerja.

b. Hubungan sosial. Sebuah langkah penting dimana seseorang mendapatkan

informasi dari interaksi dengan orang lain. Beberapa ahli menyarankan ketika

seorang takut berwirausaha secara sendirian, maka mengawali usaha secara

kelompok adalah alternative. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas dalam interaksi

sosial akan lebih memungkinkan individu akan membuat kelompok dalam

berwirausaha. Informasi yang penting ketika akan memulai usaha adalah informasi

mengenai lokasi, potensi pasar, sumber modal, pekerja, dan cara

pengorganisasiannya. Kombinasi antara jaringan yang luas dan kenekaragaman latar

belakang akan mempermudah mendapatkan informasi tersebut.

Beberapa sumber peluang usaha antara lain:

a. Perubahan teknologi

b. Perubahan kebijakan dan politik

c. Perubahan sosial demografi

2. Optimalisasi Potensi diri

Setelah mengenai peluang usaha maka harus dikombinasikan dengan potensi

diri. Keunggulan kompetitif apa yang saya miliki? Yang sering terjadi di masyarakat kita

adalah memilih usaha yang sedang trend saat itu. Hal ini sah-sah saja tetapi ketika

dalam proses perkembangan tidak membuat inovasi, maka akan sulit bersaing. Counter

HP di Yogyakarta merupakan bisnis yang menjamur dalam 3-4 tahun ini. Jika mereka

tidak mempunyai keunggulan kompetitif misalnya layanan purna jual, harga yang

bersaing, ataukah layanan secara umum baik, maka sulit akan berkembang. Seseorang

datang ke sebuah toko untuk membeli HP, sebagian besar karena informasi yang telah

didapatkan sebelumnya apakah dari mulut ke mulut ataukah dari koran.

Hal ini sangat berbeda dengan ahli terapis untuk anak autis. Kenyataan

menunjukkan penderita autis meningkat di masyarakat, sementara layanan atau terapis

autis belum terlalu banyak. Keahlian khusus yang ‘langka’ akan dicari orang tanpa

mempertimbangkan aspek lokasi usaha.

Usaha jasa berbasis pengetahuan (knowledge intensive service) merupakan satu

alternatif usaha yang memiliki keunggulan kompetitif. Biasanya mereka mendirikan

usaha misalnya konsultan keuangan, konsultan manajemen, konsultan enjinering karena

kemampuan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karenanya, model usaha ini yang

seharusnya dikembangkan dalam kewiarausahaan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa

didorong untuk melakukan riset sesuai dengan bidang ilmunya untuk memiliki

pengetahuan baru dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Selain potensi diri dalam arti pengetahuan yang kita miliki, maka masih perlu

mengoptimalkan aspek motivasi dan kepribadian. Dalam modul kuliah 5 kharakteristik

kewirausahaan dari perspektif Psikologi maka dapat diperoleh gambaran ada beberapa

kaharakteristik yang mendorong kesuksesan usaha dan yang tidak. Oleh karenanya,

sejauh mana potensi psikologis anda mampu dioptimalkan dalam memulai sebuah

usaha?

3. Fokus dalam bidang usaha

Peter Drucker pakar dalam kewirausahaan menyatakan bahwa dalam dalam

memulai sebuah usaha atau inovasi dilakukan disarankan untuk terfokus –dimulai dari

yang kecil berdasarkan sumberdaya yang kita miliki. Vidi catering di Yogyakarta adalah

salah satu contoh dimana pendirinya berlatar belakang sarjana teknologi pertanian,

jurusan pengolahan makanan. Memulai usaha rantangan untuk anak kost karena tinggal

di sekitar kampus, kemudian karena basic knowledge di bidang pengolahan makanan,

kemudian berkembang menjadi catering, hotel, dan sekarang ini gedung pertemuan dan

paket pernikahan (event organizer).

4. Berani memulai.

Dunia kewirausahaan adalah dunia ketidakpastian sementara informasi yang

dimiliki oleh yang akan memulai usaha sedikit. Oleh karenanya, ‘sedikit agak gila’

(overconfidence) dan berani mengambil resiko adalah sangat perlu dilakukan. Lakukan

dulu. Jalan dulu. Jika ada kesulitan, baru dicari jelan keluarnya.

Memulai Berwirausaha

A. Pengantar

Yang sering dikeluhkan oleh para mahasiswa ketika akan memulai berwirausaha,

harus memulai dari mana? Selain itu, sering kali mahasiswa bahkan masyarakat umum,

dijangkiti penyakit ‘jangan-jangan’ seperti ‘jangan-jangan saya rugi’, ‘jangan-jangan tidak

laku’ ketika akan memulai sebuah usaha. Selain itu, muncul keraguan ‘waduh

saingannya banyak’, bagaimana mungkin saya dapat memenangkan persaingan?

Berikut ini akan disajikan langkah-langkah dalam memulai sebuah usaha

berdasarkan kerangka teoritik modul kuliah 3, 4, 5, 7, dan 8.

B. Langkah-langkah memulai berwirausaha

1. Mengenali peluang usaha

Dalam modul kuliah 3 mengenai peluang usaha dinyatakan bahwa peluang sebenarnya

ada di sekeliling kita, hanya saja ada beberapa individu yang mampu melihat situasi

sebagai peluang ada yang tidak. Hal ini disebabkan faktor informasi yang dimilikinya

Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang ada sat orang lain

tidak menghiraukan situasi tersebut. Akses terhadap informasi dipengaruhi oleh

pengalaman hidup dan hubungan sosial (Shane, 2003).

a. Pengalaman hidup. Pengalaman hidup memberikan akses yang lebih mengenai

informasi dan pengetahun mengenai penemuan peluang. Dua aspek dari

pengalaman hidup yang meningkatkan kemungkinan seseorang menemukan

peluang yaitu fungsi kerja dan variasi kerja.

b. Hubungan sosial. Sebuah langkah penting dimana seseorang mendapatkan

informasi dari interaksi dengan orang lain. Beberapa ahli menyarankan ketika

seorang takut berwirausaha secara sendirian, maka mengawali usaha secara

kelompok adalah alternative. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas dalam interaksi

sosial akan lebih memungkinkan individu akan membuat kelompok dalam

berwirausaha. Informasi yang penting ketika akan memulai usaha adalah informasi

mengenai lokasi, potensi pasar, sumber modal, pekerja, dan cara

pengorganisasiannya. Kombinasi antara jaringan yang luas dan kenekaragaman latar

belakang akan mempermudah mendapatkan informasi tersebut.

Beberapa sumber peluang usaha antara lain:

a. Perubahan teknologi

b. Perubahan kebijakan dan politik

c. Perubahan sosial demografi

2. Optimalisasi Potensi diri

Setelah mengenai peluang usaha maka harus dikombinasikan dengan potensi

diri. Keunggulan kompetitif apa yang saya miliki? Yang sering terjadi di masyarakat kita

adalah memilih usaha yang sedang trend saat itu. Hal ini sah-sah saja tetapi ketika

dalam proses perkembangan tidak membuat inovasi, maka akan sulit bersaing. Counter

HP di Yogyakarta merupakan bisnis yang menjamur dalam 3-4 tahun ini. Jika mereka

tidak mempunyai keunggulan kompetitif misalnya layanan purna jual, harga yang

bersaing, ataukah layanan secara umum baik, maka sulit akan berkembang. Seseorang

datang ke sebuah toko untuk membeli HP, sebagian besar karena informasi yang telah

didapatkan sebelumnya apakah dari mulut ke mulut ataukah dari koran.

Hal ini sangat berbeda dengan ahli terapis untuk anak autis. Kenyataan

menunjukkan penderita autis meningkat di masyarakat, sementara layanan atau terapis

autis belum terlalu banyak. Keahlian khusus yang ‘langka’ akan dicari orang tanpa

mempertimbangkan aspek lokasi usaha.

Usaha jasa berbasis pengetahuan (knowledge intensive service) merupakan satu

alternatif usaha yang memiliki keunggulan kompetitif. Biasanya mereka mendirikan

usaha misalnya konsultan keuangan, konsultan manajemen, konsultan enjinering karena

kemampuan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karenanya, model usaha ini yang

seharusnya dikembangkan dalam kewiarausahaan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa

didorong untuk melakukan riset sesuai dengan bidang ilmunya untuk memiliki

pengetahuan baru dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Selain potensi diri dalam arti pengetahuan yang kita miliki, maka masih perlu

mengoptimalkan aspek motivasi dan kepribadian. Dalam modul kuliah 5 kharakteristik

kewirausahaan dari perspektif Psikologi maka dapat diperoleh gambaran ada beberapa

kaharakteristik yang mendorong kesuksesan usaha dan yang tidak. Oleh karenanya,

sejauh mana potensi psikologis anda mampu dioptimalkan dalam memulai sebuah

usaha?

3. Fokus dalam bidang usaha

Peter Drucker pakar dalam kewirausahaan menyatakan bahwa dalam dalam

memulai sebuah usaha atau inovasi dilakukan disarankan untuk terfokus –dimulai dari

yang kecil berdasarkan sumberdaya yang kita miliki. Vidi catering di Yogyakarta adalah

salah satu contoh dimana pendirinya berlatar belakang sarjana teknologi pertanian,

jurusan pengolahan makanan. Memulai usaha rantangan untuk anak kost karena tinggal

di sekitar kampus, kemudian karena basic knowledge di bidang pengolahan makanan,

kemudian berkembang menjadi catering, hotel, dan sekarang ini gedung pertemuan dan

paket pernikahan (event organizer).

4. Berani memulai.

Dunia kewirausahaan adalah dunia ketidakpastian sementara informasi yang

dimiliki oleh yang akan memulai usaha sedikit. Oleh karenanya, ‘sedikit agak gila’

(overconfidence) dan berani mengambil resiko adalah sangat perlu dilakukan. Lakukan

dulu. Jalan dulu. Jika ada kesulitan, baru dicari jelan keluarnya.

Memulai Berwirausaha

A. Pengantar

Yang sering dikeluhkan oleh para mahasiswa ketika akan memulai berwirausaha,

harus memulai dari mana? Selain itu, sering kali mahasiswa bahkan masyarakat umum,

dijangkiti penyakit ‘jangan-jangan’ seperti ‘jangan-jangan saya rugi’, ‘jangan-jangan tidak

laku’ ketika akan memulai sebuah usaha. Selain itu, muncul keraguan ‘waduh

saingannya banyak’, bagaimana mungkin saya dapat memenangkan persaingan?

Berikut ini akan disajikan langkah-langkah dalam memulai sebuah usaha

berdasarkan kerangka teoritik modul kuliah 3, 4, 5, 7, dan 8.

B. Langkah-langkah memulai berwirausaha

1. Mengenali peluang usaha

Dalam modul kuliah 3 mengenai peluang usaha dinyatakan bahwa peluang sebenarnya

ada di sekeliling kita, hanya saja ada beberapa individu yang mampu melihat situasi

sebagai peluang ada yang tidak. Hal ini disebabkan faktor informasi yang dimilikinya

Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang ada sat orang lain

tidak menghiraukan situasi tersebut. Akses terhadap informasi dipengaruhi oleh

pengalaman hidup dan hubungan sosial (Shane, 2003).

a. Pengalaman hidup. Pengalaman hidup memberikan akses yang lebih mengenai

informasi dan pengetahun mengenai penemuan peluang. Dua aspek dari

pengalaman hidup yang meningkatkan kemungkinan seseorang menemukan

peluang yaitu fungsi kerja dan variasi kerja.

b. Hubungan sosial. Sebuah langkah penting dimana seseorang mendapatkan

informasi dari interaksi dengan orang lain. Beberapa ahli menyarankan ketika

seorang takut berwirausaha secara sendirian, maka mengawali usaha secara

kelompok adalah alternative. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas dalam interaksi

sosial akan lebih memungkinkan individu akan membuat kelompok dalam

berwirausaha. Informasi yang penting ketika akan memulai usaha adalah informasi

mengenai lokasi, potensi pasar, sumber modal, pekerja, dan cara

pengorganisasiannya. Kombinasi antara jaringan yang luas dan kenekaragaman latar

belakang akan mempermudah mendapatkan informasi tersebut.

Beberapa sumber peluang usaha antara lain:

a. Perubahan teknologi

b. Perubahan kebijakan dan politik

c. Perubahan sosial demografi

2. Optimalisasi Potensi diri

Setelah mengenai peluang usaha maka harus dikombinasikan dengan potensi

diri. Keunggulan kompetitif apa yang saya miliki? Yang sering terjadi di masyarakat kita

adalah memilih usaha yang sedang trend saat itu. Hal ini sah-sah saja tetapi ketika

dalam proses perkembangan tidak membuat inovasi, maka akan sulit bersaing. Counter

HP di Yogyakarta merupakan bisnis yang menjamur dalam 3-4 tahun ini. Jika mereka

tidak mempunyai keunggulan kompetitif misalnya layanan purna jual, harga yang

bersaing, ataukah layanan secara umum baik, maka sulit akan berkembang. Seseorang

datang ke sebuah toko untuk membeli HP, sebagian besar karena informasi yang telah

didapatkan sebelumnya apakah dari mulut ke mulut ataukah dari koran.

Hal ini sangat berbeda dengan ahli terapis untuk anak autis. Kenyataan

menunjukkan penderita autis meningkat di masyarakat, sementara layanan atau terapis

autis belum terlalu banyak. Keahlian khusus yang ‘langka’ akan dicari orang tanpa

mempertimbangkan aspek lokasi usaha.

Usaha jasa berbasis pengetahuan (knowledge intensive service) merupakan satu

alternatif usaha yang memiliki keunggulan kompetitif. Biasanya mereka mendirikan

usaha misalnya konsultan keuangan, konsultan manajemen, konsultan enjinering karena

kemampuan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karenanya, model usaha ini yang

seharusnya dikembangkan dalam kewiarausahaan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa

didorong untuk melakukan riset sesuai dengan bidang ilmunya untuk memiliki

pengetahuan baru dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Selain potensi diri dalam arti pengetahuan yang kita miliki, maka masih perlu

mengoptimalkan aspek motivasi dan kepribadian. Dalam modul kuliah 5 kharakteristik

kewirausahaan dari perspektif Psikologi maka dapat diperoleh gambaran ada beberapa

kaharakteristik yang mendorong kesuksesan usaha dan yang tidak. Oleh karenanya,

sejauh mana potensi psikologis anda mampu dioptimalkan dalam memulai sebuah

usaha?

3. Fokus dalam bidang usaha

Peter Drucker pakar dalam kewirausahaan menyatakan bahwa dalam dalam

memulai sebuah usaha atau inovasi dilakukan disarankan untuk terfokus –dimulai dari

yang kecil berdasarkan sumberdaya yang kita miliki. Vidi catering di Yogyakarta adalah

salah satu contoh dimana pendirinya berlatar belakang sarjana teknologi pertanian,

jurusan pengolahan makanan. Memulai usaha rantangan untuk anak kost karena tinggal

di sekitar kampus, kemudian karena basic knowledge di bidang pengolahan makanan,

kemudian berkembang menjadi catering, hotel, dan sekarang ini gedung pertemuan dan

paket pernikahan (event organizer).

4. Berani memulai.

Dunia kewirausahaan adalah dunia ketidakpastian sementara informasi yang

dimiliki oleh yang akan memulai usaha sedikit. Oleh karenanya, ‘sedikit agak gila’

(overconfidence) dan berani mengambil resiko adalah sangat perlu dilakukan. Lakukan

dulu. Jalan dulu. Jika ada kesulitan, baru dicari jelan keluarnya.