Memulai Berwirausaha
A. Pengantar
Yang sering dikeluhkan oleh para mahasiswa ketika akan memulai berwirausaha,
harus memulai dari mana? Selain itu, sering kali mahasiswa bahkan masyarakat umum,
dijangkiti penyakit ‘jangan-jangan’ seperti ‘jangan-jangan saya rugi’, ‘jangan-jangan tidak
laku’ ketika akan memulai sebuah usaha. Selain itu, muncul keraguan ‘waduh
saingannya banyak’, bagaimana mungkin saya dapat memenangkan persaingan?
Berikut ini akan disajikan langkah-langkah dalam memulai sebuah usaha
berdasarkan kerangka teoritik modul kuliah 3, 4, 5, 7, dan 8.
B. Langkah-langkah memulai berwirausaha
1. Mengenali peluang usaha
Dalam modul kuliah 3 mengenai peluang usaha dinyatakan bahwa peluang sebenarnya
ada di sekeliling kita, hanya saja ada beberapa individu yang mampu melihat situasi
sebagai peluang ada yang tidak. Hal ini disebabkan faktor informasi yang dimilikinya
Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang ada sat orang lain
tidak menghiraukan situasi tersebut. Akses terhadap informasi dipengaruhi oleh
pengalaman hidup dan hubungan sosial (Shane, 2003).
a. Pengalaman hidup. Pengalaman hidup memberikan akses yang lebih mengenai
informasi dan pengetahun mengenai penemuan peluang. Dua aspek dari
pengalaman hidup yang meningkatkan kemungkinan seseorang menemukan
peluang yaitu fungsi kerja dan variasi kerja.
b. Hubungan sosial. Sebuah langkah penting dimana seseorang mendapatkan
informasi dari interaksi dengan orang lain. Beberapa ahli menyarankan ketika
seorang takut berwirausaha secara sendirian, maka mengawali usaha secara
kelompok adalah alternative. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas dalam interaksi
sosial akan lebih memungkinkan individu akan membuat kelompok dalam
berwirausaha. Informasi yang penting ketika akan memulai usaha adalah informasi
mengenai lokasi, potensi pasar, sumber modal, pekerja, dan cara
pengorganisasiannya. Kombinasi antara jaringan yang luas dan kenekaragaman latar
belakang akan mempermudah mendapatkan informasi tersebut.
Beberapa sumber peluang usaha antara lain:
a. Perubahan teknologi
b. Perubahan kebijakan dan politik
c. Perubahan sosial demografi
2. Optimalisasi Potensi diri
Setelah mengenai peluang usaha maka harus dikombinasikan dengan potensi
diri. Keunggulan kompetitif apa yang saya miliki? Yang sering terjadi di masyarakat kita
adalah memilih usaha yang sedang trend saat itu. Hal ini sah-sah saja tetapi ketika
dalam proses perkembangan tidak membuat inovasi, maka akan sulit bersaing. Counter
HP di Yogyakarta merupakan bisnis yang menjamur dalam 3-4 tahun ini. Jika mereka
tidak mempunyai keunggulan kompetitif misalnya layanan purna jual, harga yang
bersaing, ataukah layanan secara umum baik, maka sulit akan berkembang. Seseorang
datang ke sebuah toko untuk membeli HP, sebagian besar karena informasi yang telah
didapatkan sebelumnya apakah dari mulut ke mulut ataukah dari koran.
Hal ini sangat berbeda dengan ahli terapis untuk anak autis. Kenyataan
menunjukkan penderita autis meningkat di masyarakat, sementara layanan atau terapis
autis belum terlalu banyak. Keahlian khusus yang ‘langka’ akan dicari orang tanpa
mempertimbangkan aspek lokasi usaha.
Usaha jasa berbasis pengetahuan (knowledge intensive service) merupakan satu
alternatif usaha yang memiliki keunggulan kompetitif. Biasanya mereka mendirikan
usaha misalnya konsultan keuangan, konsultan manajemen, konsultan enjinering karena
kemampuan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karenanya, model usaha ini yang
seharusnya dikembangkan dalam kewiarausahaan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa
didorong untuk melakukan riset sesuai dengan bidang ilmunya untuk memiliki
pengetahuan baru dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Selain potensi diri dalam arti pengetahuan yang kita miliki, maka masih perlu
mengoptimalkan aspek motivasi dan kepribadian. Dalam modul kuliah 5 kharakteristik
kewirausahaan dari perspektif Psikologi maka dapat diperoleh gambaran ada beberapa
kaharakteristik yang mendorong kesuksesan usaha dan yang tidak. Oleh karenanya,
sejauh mana potensi psikologis anda mampu dioptimalkan dalam memulai sebuah
usaha?
3. Fokus dalam bidang usaha
Peter Drucker pakar dalam kewirausahaan menyatakan bahwa dalam dalam
memulai sebuah usaha atau inovasi dilakukan disarankan untuk terfokus –dimulai dari
yang kecil berdasarkan sumberdaya yang kita miliki. Vidi catering di Yogyakarta adalah
salah satu contoh dimana pendirinya berlatar belakang sarjana teknologi pertanian,
jurusan pengolahan makanan. Memulai usaha rantangan untuk anak kost karena tinggal
di sekitar kampus, kemudian karena basic knowledge di bidang pengolahan makanan,
kemudian berkembang menjadi catering, hotel, dan sekarang ini gedung pertemuan dan
paket pernikahan (event organizer).
4. Berani memulai.
Dunia kewirausahaan adalah dunia ketidakpastian sementara informasi yang
dimiliki oleh yang akan memulai usaha sedikit. Oleh karenanya, ‘sedikit agak gila’
(overconfidence) dan berani mengambil resiko adalah sangat perlu dilakukan. Lakukan
dulu. Jalan dulu. Jika ada kesulitan, baru dicari jelan keluarnya.
Memulai Berwirausaha
A. Pengantar
Yang sering dikeluhkan oleh para mahasiswa ketika akan memulai berwirausaha,
harus memulai dari mana? Selain itu, sering kali mahasiswa bahkan masyarakat umum,
dijangkiti penyakit ‘jangan-jangan’ seperti ‘jangan-jangan saya rugi’, ‘jangan-jangan tidak
laku’ ketika akan memulai sebuah usaha. Selain itu, muncul keraguan ‘waduh
saingannya banyak’, bagaimana mungkin saya dapat memenangkan persaingan?
Berikut ini akan disajikan langkah-langkah dalam memulai sebuah usaha
berdasarkan kerangka teoritik modul kuliah 3, 4, 5, 7, dan 8.
B. Langkah-langkah memulai berwirausaha
1. Mengenali peluang usaha
Dalam modul kuliah 3 mengenai peluang usaha dinyatakan bahwa peluang sebenarnya
ada di sekeliling kita, hanya saja ada beberapa individu yang mampu melihat situasi
sebagai peluang ada yang tidak. Hal ini disebabkan faktor informasi yang dimilikinya
Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang ada sat orang lain
tidak menghiraukan situasi tersebut. Akses terhadap informasi dipengaruhi oleh
pengalaman hidup dan hubungan sosial (Shane, 2003).
a. Pengalaman hidup. Pengalaman hidup memberikan akses yang lebih mengenai
informasi dan pengetahun mengenai penemuan peluang. Dua aspek dari
pengalaman hidup yang meningkatkan kemungkinan seseorang menemukan
peluang yaitu fungsi kerja dan variasi kerja.
b. Hubungan sosial. Sebuah langkah penting dimana seseorang mendapatkan
informasi dari interaksi dengan orang lain. Beberapa ahli menyarankan ketika
seorang takut berwirausaha secara sendirian, maka mengawali usaha secara
kelompok adalah alternative. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas dalam interaksi
sosial akan lebih memungkinkan individu akan membuat kelompok dalam
berwirausaha. Informasi yang penting ketika akan memulai usaha adalah informasi
mengenai lokasi, potensi pasar, sumber modal, pekerja, dan cara
pengorganisasiannya. Kombinasi antara jaringan yang luas dan kenekaragaman latar
belakang akan mempermudah mendapatkan informasi tersebut.
Beberapa sumber peluang usaha antara lain:
a. Perubahan teknologi
b. Perubahan kebijakan dan politik
c. Perubahan sosial demografi
2. Optimalisasi Potensi diri
Setelah mengenai peluang usaha maka harus dikombinasikan dengan potensi
diri. Keunggulan kompetitif apa yang saya miliki? Yang sering terjadi di masyarakat kita
adalah memilih usaha yang sedang trend saat itu. Hal ini sah-sah saja tetapi ketika
dalam proses perkembangan tidak membuat inovasi, maka akan sulit bersaing. Counter
HP di Yogyakarta merupakan bisnis yang menjamur dalam 3-4 tahun ini. Jika mereka
tidak mempunyai keunggulan kompetitif misalnya layanan purna jual, harga yang
bersaing, ataukah layanan secara umum baik, maka sulit akan berkembang. Seseorang
datang ke sebuah toko untuk membeli HP, sebagian besar karena informasi yang telah
didapatkan sebelumnya apakah dari mulut ke mulut ataukah dari koran.
Hal ini sangat berbeda dengan ahli terapis untuk anak autis. Kenyataan
menunjukkan penderita autis meningkat di masyarakat, sementara layanan atau terapis
autis belum terlalu banyak. Keahlian khusus yang ‘langka’ akan dicari orang tanpa
mempertimbangkan aspek lokasi usaha.
Usaha jasa berbasis pengetahuan (knowledge intensive service) merupakan satu
alternatif usaha yang memiliki keunggulan kompetitif. Biasanya mereka mendirikan
usaha misalnya konsultan keuangan, konsultan manajemen, konsultan enjinering karena
kemampuan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karenanya, model usaha ini yang
seharusnya dikembangkan dalam kewiarausahaan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa
didorong untuk melakukan riset sesuai dengan bidang ilmunya untuk memiliki
pengetahuan baru dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Selain potensi diri dalam arti pengetahuan yang kita miliki, maka masih perlu
mengoptimalkan aspek motivasi dan kepribadian. Dalam modul kuliah 5 kharakteristik
kewirausahaan dari perspektif Psikologi maka dapat diperoleh gambaran ada beberapa
kaharakteristik yang mendorong kesuksesan usaha dan yang tidak. Oleh karenanya,
sejauh mana potensi psikologis anda mampu dioptimalkan dalam memulai sebuah
usaha?
3. Fokus dalam bidang usaha
Peter Drucker pakar dalam kewirausahaan menyatakan bahwa dalam dalam
memulai sebuah usaha atau inovasi dilakukan disarankan untuk terfokus –dimulai dari
yang kecil berdasarkan sumberdaya yang kita miliki. Vidi catering di Yogyakarta adalah
salah satu contoh dimana pendirinya berlatar belakang sarjana teknologi pertanian,
jurusan pengolahan makanan. Memulai usaha rantangan untuk anak kost karena tinggal
di sekitar kampus, kemudian karena basic knowledge di bidang pengolahan makanan,
kemudian berkembang menjadi catering, hotel, dan sekarang ini gedung pertemuan dan
paket pernikahan (event organizer).
4. Berani memulai.
Dunia kewirausahaan adalah dunia ketidakpastian sementara informasi yang
dimiliki oleh yang akan memulai usaha sedikit. Oleh karenanya, ‘sedikit agak gila’
(overconfidence) dan berani mengambil resiko adalah sangat perlu dilakukan. Lakukan
dulu. Jalan dulu. Jika ada kesulitan, baru dicari jelan keluarnya.
Memulai Berwirausaha
A. Pengantar
Yang sering dikeluhkan oleh para mahasiswa ketika akan memulai berwirausaha,
harus memulai dari mana? Selain itu, sering kali mahasiswa bahkan masyarakat umum,
dijangkiti penyakit ‘jangan-jangan’ seperti ‘jangan-jangan saya rugi’, ‘jangan-jangan tidak
laku’ ketika akan memulai sebuah usaha. Selain itu, muncul keraguan ‘waduh
saingannya banyak’, bagaimana mungkin saya dapat memenangkan persaingan?
Berikut ini akan disajikan langkah-langkah dalam memulai sebuah usaha
berdasarkan kerangka teoritik modul kuliah 3, 4, 5, 7, dan 8.
B. Langkah-langkah memulai berwirausaha
1. Mengenali peluang usaha
Dalam modul kuliah 3 mengenai peluang usaha dinyatakan bahwa peluang sebenarnya
ada di sekeliling kita, hanya saja ada beberapa individu yang mampu melihat situasi
sebagai peluang ada yang tidak. Hal ini disebabkan faktor informasi yang dimilikinya
Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang ada sat orang lain
tidak menghiraukan situasi tersebut. Akses terhadap informasi dipengaruhi oleh
pengalaman hidup dan hubungan sosial (Shane, 2003).
a. Pengalaman hidup. Pengalaman hidup memberikan akses yang lebih mengenai
informasi dan pengetahun mengenai penemuan peluang. Dua aspek dari
pengalaman hidup yang meningkatkan kemungkinan seseorang menemukan
peluang yaitu fungsi kerja dan variasi kerja.
b. Hubungan sosial. Sebuah langkah penting dimana seseorang mendapatkan
informasi dari interaksi dengan orang lain. Beberapa ahli menyarankan ketika
seorang takut berwirausaha secara sendirian, maka mengawali usaha secara
kelompok adalah alternative. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas dalam interaksi
sosial akan lebih memungkinkan individu akan membuat kelompok dalam
berwirausaha. Informasi yang penting ketika akan memulai usaha adalah informasi
mengenai lokasi, potensi pasar, sumber modal, pekerja, dan cara
pengorganisasiannya. Kombinasi antara jaringan yang luas dan kenekaragaman latar
belakang akan mempermudah mendapatkan informasi tersebut.
Beberapa sumber peluang usaha antara lain:
a. Perubahan teknologi
b. Perubahan kebijakan dan politik
c. Perubahan sosial demografi
2. Optimalisasi Potensi diri
Setelah mengenai peluang usaha maka harus dikombinasikan dengan potensi
diri. Keunggulan kompetitif apa yang saya miliki? Yang sering terjadi di masyarakat kita
adalah memilih usaha yang sedang trend saat itu. Hal ini sah-sah saja tetapi ketika
dalam proses perkembangan tidak membuat inovasi, maka akan sulit bersaing. Counter
HP di Yogyakarta merupakan bisnis yang menjamur dalam 3-4 tahun ini. Jika mereka
tidak mempunyai keunggulan kompetitif misalnya layanan purna jual, harga yang
bersaing, ataukah layanan secara umum baik, maka sulit akan berkembang. Seseorang
datang ke sebuah toko untuk membeli HP, sebagian besar karena informasi yang telah
didapatkan sebelumnya apakah dari mulut ke mulut ataukah dari koran.
Hal ini sangat berbeda dengan ahli terapis untuk anak autis. Kenyataan
menunjukkan penderita autis meningkat di masyarakat, sementara layanan atau terapis
autis belum terlalu banyak. Keahlian khusus yang ‘langka’ akan dicari orang tanpa
mempertimbangkan aspek lokasi usaha.
Usaha jasa berbasis pengetahuan (knowledge intensive service) merupakan satu
alternatif usaha yang memiliki keunggulan kompetitif. Biasanya mereka mendirikan
usaha misalnya konsultan keuangan, konsultan manajemen, konsultan enjinering karena
kemampuan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karenanya, model usaha ini yang
seharusnya dikembangkan dalam kewiarausahaan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa
didorong untuk melakukan riset sesuai dengan bidang ilmunya untuk memiliki
pengetahuan baru dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Selain potensi diri dalam arti pengetahuan yang kita miliki, maka masih perlu
mengoptimalkan aspek motivasi dan kepribadian. Dalam modul kuliah 5 kharakteristik
kewirausahaan dari perspektif Psikologi maka dapat diperoleh gambaran ada beberapa
kaharakteristik yang mendorong kesuksesan usaha dan yang tidak. Oleh karenanya,
sejauh mana potensi psikologis anda mampu dioptimalkan dalam memulai sebuah
usaha?
3. Fokus dalam bidang usaha
Peter Drucker pakar dalam kewirausahaan menyatakan bahwa dalam dalam
memulai sebuah usaha atau inovasi dilakukan disarankan untuk terfokus –dimulai dari
yang kecil berdasarkan sumberdaya yang kita miliki. Vidi catering di Yogyakarta adalah
salah satu contoh dimana pendirinya berlatar belakang sarjana teknologi pertanian,
jurusan pengolahan makanan. Memulai usaha rantangan untuk anak kost karena tinggal
di sekitar kampus, kemudian karena basic knowledge di bidang pengolahan makanan,
kemudian berkembang menjadi catering, hotel, dan sekarang ini gedung pertemuan dan
paket pernikahan (event organizer).
4. Berani memulai.
Dunia kewirausahaan adalah dunia ketidakpastian sementara informasi yang
dimiliki oleh yang akan memulai usaha sedikit. Oleh karenanya, ‘sedikit agak gila’
(overconfidence) dan berani mengambil resiko adalah sangat perlu dilakukan. Lakukan
dulu. Jalan dulu. Jika ada kesulitan, baru dicari jelan keluarnya.
Memulai Berwirausaha
A. Pengantar
Yang sering dikeluhkan oleh para mahasiswa ketika akan memulai berwirausaha,
harus memulai dari mana? Selain itu, sering kali mahasiswa bahkan masyarakat umum,
dijangkiti penyakit ‘jangan-jangan’ seperti ‘jangan-jangan saya rugi’, ‘jangan-jangan tidak
laku’ ketika akan memulai sebuah usaha. Selain itu, muncul keraguan ‘waduh
saingannya banyak’, bagaimana mungkin saya dapat memenangkan persaingan?
Berikut ini akan disajikan langkah-langkah dalam memulai sebuah usaha
berdasarkan kerangka teoritik modul kuliah 3, 4, 5, 7, dan 8.
B. Langkah-langkah memulai berwirausaha
1. Mengenali peluang usaha
Dalam modul kuliah 3 mengenai peluang usaha dinyatakan bahwa peluang sebenarnya
ada di sekeliling kita, hanya saja ada beberapa individu yang mampu melihat situasi
sebagai peluang ada yang tidak. Hal ini disebabkan faktor informasi yang dimilikinya
Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang ada sat orang lain
tidak menghiraukan situasi tersebut. Akses terhadap informasi dipengaruhi oleh
pengalaman hidup dan hubungan sosial (Shane, 2003).
a. Pengalaman hidup. Pengalaman hidup memberikan akses yang lebih mengenai
informasi dan pengetahun mengenai penemuan peluang. Dua aspek dari
pengalaman hidup yang meningkatkan kemungkinan seseorang menemukan
peluang yaitu fungsi kerja dan variasi kerja.
b. Hubungan sosial. Sebuah langkah penting dimana seseorang mendapatkan
informasi dari interaksi dengan orang lain. Beberapa ahli menyarankan ketika
seorang takut berwirausaha secara sendirian, maka mengawali usaha secara
kelompok adalah alternative. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas dalam interaksi
sosial akan lebih memungkinkan individu akan membuat kelompok dalam
berwirausaha. Informasi yang penting ketika akan memulai usaha adalah informasi
mengenai lokasi, potensi pasar, sumber modal, pekerja, dan cara
pengorganisasiannya. Kombinasi antara jaringan yang luas dan kenekaragaman latar
belakang akan mempermudah mendapatkan informasi tersebut.
Beberapa sumber peluang usaha antara lain:
a. Perubahan teknologi
b. Perubahan kebijakan dan politik
c. Perubahan sosial demografi
2. Optimalisasi Potensi diri
Setelah mengenai peluang usaha maka harus dikombinasikan dengan potensi
diri. Keunggulan kompetitif apa yang saya miliki? Yang sering terjadi di masyarakat kita
adalah memilih usaha yang sedang trend saat itu. Hal ini sah-sah saja tetapi ketika
dalam proses perkembangan tidak membuat inovasi, maka akan sulit bersaing. Counter
HP di Yogyakarta merupakan bisnis yang menjamur dalam 3-4 tahun ini. Jika mereka
tidak mempunyai keunggulan kompetitif misalnya layanan purna jual, harga yang
bersaing, ataukah layanan secara umum baik, maka sulit akan berkembang. Seseorang
datang ke sebuah toko untuk membeli HP, sebagian besar karena informasi yang telah
didapatkan sebelumnya apakah dari mulut ke mulut ataukah dari koran.
Hal ini sangat berbeda dengan ahli terapis untuk anak autis. Kenyataan
menunjukkan penderita autis meningkat di masyarakat, sementara layanan atau terapis
autis belum terlalu banyak. Keahlian khusus yang ‘langka’ akan dicari orang tanpa
mempertimbangkan aspek lokasi usaha.
Usaha jasa berbasis pengetahuan (knowledge intensive service) merupakan satu
alternatif usaha yang memiliki keunggulan kompetitif. Biasanya mereka mendirikan
usaha misalnya konsultan keuangan, konsultan manajemen, konsultan enjinering karena
kemampuan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karenanya, model usaha ini yang
seharusnya dikembangkan dalam kewiarausahaan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa
didorong untuk melakukan riset sesuai dengan bidang ilmunya untuk memiliki
pengetahuan baru dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Selain potensi diri dalam arti pengetahuan yang kita miliki, maka masih perlu
mengoptimalkan aspek motivasi dan kepribadian. Dalam modul kuliah 5 kharakteristik
kewirausahaan dari perspektif Psikologi maka dapat diperoleh gambaran ada beberapa
kaharakteristik yang mendorong kesuksesan usaha dan yang tidak. Oleh karenanya,
sejauh mana potensi psikologis anda mampu dioptimalkan dalam memulai sebuah
usaha?
3. Fokus dalam bidang usaha
Peter Drucker pakar dalam kewirausahaan menyatakan bahwa dalam dalam
memulai sebuah usaha atau inovasi dilakukan disarankan untuk terfokus –dimulai dari
yang kecil berdasarkan sumberdaya yang kita miliki. Vidi catering di Yogyakarta adalah
salah satu contoh dimana pendirinya berlatar belakang sarjana teknologi pertanian,
jurusan pengolahan makanan. Memulai usaha rantangan untuk anak kost karena tinggal
di sekitar kampus, kemudian karena basic knowledge di bidang pengolahan makanan,
kemudian berkembang menjadi catering, hotel, dan sekarang ini gedung pertemuan dan
paket pernikahan (event organizer).
4. Berani memulai.
Dunia kewirausahaan adalah dunia ketidakpastian sementara informasi yang
dimiliki oleh yang akan memulai usaha sedikit. Oleh karenanya, ‘sedikit agak gila’
(overconfidence) dan berani mengambil resiko adalah sangat perlu dilakukan. Lakukan
dulu. Jalan dulu. Jika ada kesulitan, baru dicari jelan keluarnya.